Subscribe:

Ads 468x60px

Loading

Jumat, 18 Maret 2011

Roxette





Melihat perjalanan karir duo Roxette memang sangat menarik. Per Gessle dan Marie Fredriksson yang memiliki posisi yang sama sebagai penulis dan penyanyi, dibentuk pada tahun 1986 oleh dua grup band terpisah. Per Gessle sendiri sebelumnya sering tampil bersama band yang cukup popular di Swedia, Gyllene Tider. Sedangkan Fredriksson, juga sempat bersolo karir namun tidak begitu sukses. Lanjut pada tahun 1982, Fredriksson bergabung dengan Gyllene Tider sebagai backing vocal untuk album berbahasa Swedia, dan sekaligus membuat Gyllene Tider memenangkan penghargaan Rockbjörnen sebagai Best Swedish Group. Gessle sendiri bersama Gyllene Tider merilis album pertamanya dalam bahasa Inggris, The Heartland Café dan membuat label EMI terkesan dengan penjualan yang juga cukup sukses. Berlanjut merilis album berbahasa Swedia kedua dimana Fredriksson masih sebagai backing vocal. Dan pada tahun 1986, Fredriksson juga merilis album solo kedua. Melihat keduanya sama-sama memiliki talenta, maka pihak label akhirnya memutuskan untuk membuat Per Gessle dan Marie Fredriksson mebentuk grup sendiri dengan merilis single bahasa Inggris yang menjadi gerbang awal kunci kesuksesan mereka, “Neverending Love” pada tahun 1986 dengan nama grup “Roxette” dan mencapai posisi 10 chart Swedia. Sebagai informasi, keseluruhan album Roxette di produseri oleh Clarence Öfwerman.

ALBUM
1986–1987: Pearls of Passion
Setelah sukses merilis single “Neverending Love” Gessle dan Fredriksson segera merilis album pertamanya Pearls of Passion, sekaligus menjadikan Roxette sebagai band tersukses di Swedia dengan single “Goodbye to You” dan “Soul Deep” meskipun album mereka belum terlalu sukses diluar Eropa, Tahun 1987, Fredriksson kembali merilis solo Efter Stormen, dan berhasil membuatnya memenangkan penghargaan pada tahun 1988 Swedish Grammy Award sebagai Best Female Pop/Rock Artist dan 2 Rockbjörnen awards untuk Best Swedish Album dan Best Swedish Female Artist. Benar-benar pengalaman yang fantastis buat Marie. Kembali ke album Pearls of Passion, Roxette merilis single “I Want You” yang berkolaborasi dengan Eva Dahlgren dan Ratata. Dan setahun kemudian merilis single yang menjadi cikal bakal membuat mereka terkenal seantero jagat, “It Must Have Been Love (Christmas For the Broken Hearted)” yang dirilis bertepatan dengan libur natal. Single ini sukses mrambah pasar Eropa dan pada tahun 1997 album ini dirlis ulang dengan menyertakan pula single yang menjadi soundtrack Pretty Woman ini sebagai bonus track.

1988–1990: Look Sharp!
Dua tahun setelah merilis Pearls of Passion, pada bulan Oktober 1998 Roxette merilis album Look Sharp!. “Dressed for Success” dan “Listen to Your Heart” merupakan dua single yang dipilih oleh pihak EMI sebagai promosi dan berhasil meraih posisi puncak di chart swedia. Keberuntungan mulai merambah dua personel ini saat salah satu peserta pertukaran pelajar dari US Minneapolis, Dean Cushman mendengarkan single ketiga, “The Look” yang sukses di Swedia, membawa single tersebut untuk diputar di radio-radio Minneapolis dan mendapatkan respon yang positif dan pemilik stasiun radio tersebut mendistribusikan ke radio-radio lain dan dalam waktu singkat mebuat single ini menjadi terkenal meski belum merilis album di US, dan akhirnya pihak EMI mengumumkan untuk merilis album Look Sharp! di US dan dari sinilah awal karir sukses Roxette secara internasional, terutama Amerika dimulai.

Kesuksesan terus diraih setelah single “The Look” sangat sukses di US, dan pihak EMI memutuskan untuk merilis single tersebut secara internasional. “The Look” menjadi single pertama yang sukses besar-besaran pada 8 April 1989 di US dan 25 negara lainnya. Bahkan Billboard member gelar “The Look” sebagai “One of the 20 biggest Hot 100 singles of the year”. Diikuti dengan “Dressed for Success” yang berhasil masuk ke Hot 100 pada posisi #14, dilanjutkan dengan single ballad “Listen to Your Heart” yang berhasil menempati posisi #1 di chart US. Tidak hanya itu single “Dangerous” juga meraih kesuksesan besar dan membuat album Look Sharp! Memenagkan banyak penghargaan di berbagai negara.

“It Must Have Been Love” – Pretty Woman Soundtrack
Dengan dirilisnya film Pretty Woman dan memasukan single “It Must Have Been Love” sebagai soundtrack, membuat karir duo grup ini semakin mantap. Meski baru dirilis selama dua tahun, namun Per Gessle memutuskan untuk merekam ulang single tersebut dengan menambahkan beberapa instrument dan menghilangkan lirik bertemakan Christmas setelah diputuskan bersama dengan produser Clarence Öfwerman. Meski bukan single terbaru dalam soundtrack tersebut, single “It Must Have Been Love” merupakan single paling sukses di samping single lainnya. Berhasil menempati posisi utama pada Billboard Hot 100 selama dua minggu dan mengalahkan Wilson Phillips dengan single “Hold On” yang mengikutinya pada posisi dua.

1991: Joyride
Disela-sela kesibukan tur, Roxette terus merilis album untuk melanjutkan sukses album Look Sharp! Roxette kembali merilis album Joyride yang memiliki 14 buah lagu. Single “Joyride” juga merupakan single yang sukses di seluruh dunia dan menjadikan album ini sebagai penjualan album terbaik. Selain single “Joyride” yang sukses, “Fading Like a Flower (Every Time You Leave)”, dan single power ballad “Listen to Your Heart”, juga terus menyertai kesuksesan mereka di US dan negara lain. Namun sayangnya, single ballad yang diperkirakan bisa menembus chart “Spending My Time” dan “Church of Your Heart”, gagal meraih posisi puncak, namun itu tidak menjadi masalah buat Per Gessle karena dinegara lain masih mendapatkan posisi di chart, begitu pula dengan single “The Big L” yang juga tidak mengecewakan.

1992–1993: Tourism
Selama menjalani Joyrirde Tour, Roxette menyempatken merilis album konsernya, Tourism: Songs from Studios, Stages, Hotelrooms & Other Strange Places, disamping menambahkan beberapa materi baru, juga merilis ulang single dalam bentuk live recording dari beberpa materi album sebelumnya, termasuk single “It Must Have Been Love” yang dibawakan dengan sedikit irama music country. Jangan lewatkan beberapa single terbaru, seperti ballad “Queen of Rain” yang sangat menyentuh, dan single yang dirilis ulang dengan versi terbaru, “Fingertips ‘93″. Pada tahun 1993 ini, single “Almost Unreal” yang menjadi soundtrack film dari video game terkenal, Mario Bross juga dirilis, namun tidak dimasukan kedalam album Tourism.

1994: Crash! Boom! Bang!
Crash! Boom! Bang! Merupakan album terbaik setelah album Joyride dan Look Sharp yang banyak memuat single yang mengesankan. Tampil semakin matang, membuat perbedaan yang mencolok di bandingkan dengan album terdahulunya. Sebut saja track pertama, “Harley Indians – Riders In The Sky” yang dibawakan dengan irama country rock dengan intro gitar yang mengesankan, berlanjut dengan single ballad Crash! Boom! Bang! yang terdengar gelap, misterius dan membuat penasaran. Jangan lewatkan single lain seperti “Fireworks”, “Run To You”, dan “ What She Like” A very highly recommended album.

1995–1998: Don’t Bore Us, Get to the Chorus! and Baladas En Español
Sukses merilis album Crash! Boom! Bang! hampir menjelang usianya yang kesepuluh, album kompilasi pertama, Don’t Bore Us, Get to the Chorus! dirilis pada Oktober 1995 dengan menempatkan single ballad yang sangat menusuk, “You Don’t Understand Me”, yang ditulis oleh Desmond Child. Pada tahun 1996, untuk kali pertama Roxette membawakan lagu-lagunya kedalam bahasa Spanyol, Baladas En Español, tidak mengecewakan, karena Marrie membawakannya dengan sangat lancar.

1999–2001: Have a Nice Day dan Room Service
Penurunan kualitas terjadi pada dua album terakhirnya ini. Terdapat perubahan yang cukup signifikan dari musik yang dibawakan, meski tidak terlalu banyak. Namun rupanya kritikan pedas cukup banyak dilontarkan terutama dari pengamat musik. Tahun 1999 duo Roxette ini merilis album Have a Nice Day. Meski tidak sukses di Amerika, namun dibeberapa negara Eropa mencapai posisi chart yang cukup memuaskan. Sebut saja beberapa single anadalannya seperti “Wish I Could Fly”, yang sekilas didengarkan seperti single “You Don’t Understand Me”, beberapa single lain yang asik untuk disimak yakni, “Anyone”, dan “Stars”. Berlanjut pada tahun 2001, album Room Service juga tampak begitu mengecewakan. Hal ini dapat terlihat dari beberapa materi musiknya yang kurang berbobot. Meski begitu,”Real Sugar”, “The Centre of the Heart” dan “Milk and Toast and Honey”, masih sempat menduduki chart dan mendapat perhatian penggemar setianya. Sayangnya, album “Room Service” juga gagal melambungkan namanya kembali di Amerika.

2002–2006: Berbagai Album Kompilasi dengan 2 Singel Tambahan
Meski bisa dikategorikan sedikit “gagal” pada kedua album terakhirnya, hal tersebut bukanlah halangan bagi Marie dan Per Gessle untuk merilis berbagai macam album kompilasi meski tidak terlalu banyak penambahan materi baru pada setiap albumnya. The Balld Hits merupakan album kompilasi pertama yang dirilis tahun 2002, yang berisikan lagu-lagu mellow seperti “It Must Have Been Love”, “Spending My Time” hingga “Crash! Boom! Bang!”, serta ditambah dua lagu ballad yang cukup asik, “A Thing About You” dan “Breathe”. Sedangkan untuk The Pop Hits dirilis setahun berikutnya, tepatnya pada awal tahun 2003 dan berisikan materi lagu-lagu pop seperti “Joyride”, Fireworks” dan menambahkan dua single yang masih menarik untuk diikuti, seperti “Opportunity Nox” dan “Little Miss Sorrow’. Dan untuk yang terakhir kalinya pada tahun 2006, album kompilasi A Collection of Roxette Hits – Their 20 Greatest Songs! Dirilis kembali dan menambahkan 2 single, One Wish” dan “Reveal”
Marie Fredriksson’s di Diagnosis penyakit, Solo Album, Hiatus dan Reuni

September 2002, Marie Fredriksson di diagnosis terkena penyakit tumor otak, namun penyakitnya berhasil disembukan lewat operasi yang berjalan sukses. Pasca pemulihannya, Marie merilis solo album, The Change pada tahun 2004 yang terinspirasi oleh suaminya Mikael Bolyos dan perjalanan hidupnya. Selama proses penyembuhan Marie, Roxette memutuskan untuk hiatus sementara dari dunia musik. Dalam rentang waktu 2002, dan 2005 disamping merilis album kompilasi, Per Gessle juga merilis album kompilasi dengan kambali bereuni dengan band lamanya Gyllene Tider setelah 25 tahun. Untuk kali pertamanya sejak tahun 2006, pada 5 May 2009 mengumumkan untuk bereuni dan tampil dalam acara Night of the Proms di Belgia, Belanda dan Jerman.

Terlepas dari perjalan karirnya, Roxette telah banyak memberikan sumbangsihnya dalam dunia musik. Terima kasih saya ucapkan kepada sang produser, Clarence Öfwerman yang terus mendampingi Roxette selama hampir 25 tahun. Dengan tangan dinginya telah membuat Roxette menciptakan banyak lagu yang menginspirasi semua orang. Meski sampai saat ini belum ada kepastian kapan mereka akan merilis album baru, atau bahkan bisa jadi seperti keadaan sebelumnya, hanya merilis album kompilasi dan ditambahkan beberapa single baru? Hemm… sudah pasti hal tersebut akan membuat penggemarnya akan sangat jenuh. Yah… kita harapkan apakah setelah reuninya yang dilakukan pada tahun 2009 ini, akan memberikan mereka ide untuk membuat album baru. We just have to wait and see. Buat yang bingung dalam menentukan album Roxette yang mana, album kompilasi mereka dapat menjadi pilihan yang bijak dan cukup untuk menikmati dan melihat seluruh perjalanan karir mereka, dan sampai saat ini masih dirilis dan tersedia di toko musik terdekat.

0 komentar:

Posting Komentar