gemarmusik.blogspot.com by Kang Iwan
Siti Nurhaliza (nama lengkap dengan gelar: Datin Seri Siti Nurhaliza binti Tarudin; lahir di Kampung Awah, Temerloh, Pahang, Malaysia, 11 Januari 1979) adalah seorang penyanyi dan selebriti yang berasal dari Malaysia.
Siti Nurhaliza telah menunjukkan bakat bernyanyi yang dimilikinya sejak usia dini. Namun kariernya baru melesat setelah memenangkan Pertandingan Bintang Hiburan Minggu Ini pada tahun 1995.
Pada tanggal 1 April 2005, Siti tampil di Royal Albert Hall, London yang sebagian diiringi oleh London Symphony Orchestra yang dipimpin Erwin Gutawa. Pada konser ini, Siti Nurhaliza menjadi artis Malaysia pertama, dan Erwin Gutawa juga menjadi komposer Indonesia pertama yang tampil di tempat bergengsi itu.
Lagu-lagu Siti Nurhaliza yang digemari oleh masyarakat Indonesia di antaranya adalah Cindai, yang juga sering dinyanyikan juga oleh para penyanyi Indonesia di berbagai acara.
Siti Nurhaliza adalah anak dari Tarudin Ismail, adalah seorang anggota polisi; dan Siti Salmah Bachik, seorang penyanyi lagu melayu tradisional yang kadang-kadang tampil di hajatan perkawinan.
Siti Nurhaliza menikah dengan Datuk Khalid Mohammed Jiwa (Datuk K) pada tanggal 21 Agustus 2006. Saat menikah Siti berusia 27 tahun sedangkan Datuk berusia 47 tahun. Media Malaysia mencatat perkawinan itu sebagai perkawinan akbar yang untuk pertama kalinya ditayangkan langsung oleh televisi ke seluruh negeri. Pestanya sendiri dilangsungkan dua kali, di Kuala Lumpur dan di Pahang. Selain biaya pernikahan yang mencapai Rp. 12,5 milyar, Datuk K juga mengeluarkan uang sekitar Rp. 25 milyar untuk menyelesaikan perceraian dan pembagian harta gono-gini dengan istrinya yang pertama. Datuk K ketika itu telah memiliki empat orang anak, yang tertua berumur 19 tahun (2006) dan yang paling muda berumur 8 tahun. Tidak seorangpun dari anak-anaknya menghadiri pernikahan ayahnya.
Terdapat penggemar Siti Nurhaliza di Malaysia dan di Indonesia kecewa karena Siti memutuskan untuk menikah dengan seorang duda. Menanggapi hal ini, Siti berkata bahwa pembicaraan orang sulit dihentikan dan berharap bahwa spekulasi tidak berlebihan dan surut seiring waktu.
Sehubungan dengan maraknya aksi anti-Malaysia yang berhubungan dengan konflik Ambalat, pada bulan Maret 2005 di Surakarta pernah terjadi pembakaran poster-poster Siti Nurhaliza.
0 komentar:
Posting Komentar