Subscribe:

Ads 468x60px

Loading

Selasa, 05 April 2011

Angkasa





Satu lagi musisi anak negeri bakal meramaikan kancah musik Tanah Air. Kali ini berasal dari Cianjur dengan nama Angkasa Band. Dengan bekal segudang prestasi, band dari kota besar ini siap tinggal landas ke blantika musik Indonesia lewat album debut berjudul JPS (Jangan Pernah Selingkuh). Album yang berada dibawah bendera Warner Music Indonesia, merupakan wujud nyata dari impian dan perjuangan mereka selama tiga tahun.

Adalah Ato (vokalis), Ovieck (bassis), Anggie (drummer), Ling Ling (kibor) dan Teguh (gitaris) yang bercita-cita untuk menjadi musisi ternama. “Kami memang penghayal semua. Jauh sebelum band ini terbentuk masing-masing kami sudah bermimpi untuk jadi artis band terkenal. Karena itu nama band ini Angkasa, sesuai dengan cita-cita kami berlima yang setinggi angkasa,” ungkap Ato.

Angkasa Band yang lahir pada 23 November 2004, awalnya adalah band panggung dengan warna klasik rock. Mereka juga kerap membawakan lagu-lagu milik Bon Jovi, U2, Mr Big atau Dewa. “Masing-masing kami memiliki latar belakang musik rock. Itu yang menyatukan jiwa kami sampai sekarang,” ucap Ato. Lingkungan yang kondusif menjadikan Angkasa Band berkembang pesat. Mereka menjadi Juara I Festival Band tingkat SLTA tahun 2004, dan Juara III Musikalisasi Puisi Se Jawa Barat di tahun yang sama. Kemudian mereka juga menjadi Juara I Pentas Merdeka tahun 2006, dan Juara III Lomba Cipta Lagu Se Jabar tahun 2007. Band ini juga sempat ikut ajang Dreamband tahun 2005 yang menjadikan Ato terpilih dalam tiga besar untuk kategori vokalis. Hanya saja, dia memutuskan untuk tetap bersama Angkasa. “Saya memilih menseriusi apa yang sudah saya dan teman-teman rintis sejak awal. Saya yakin dari hati kalau Angkasa Band pasti bisa,” ucapnya optimis.

Dari sana, kiprah mereka semakin bergaung. Mereka mulai tampil sebagai band pembuka untuk grup papan atas seperti Pas Band, RIF dan Kapten. Seiring dengan itu, Angkasa pun mulai melahirkan karya musik dan lagu sendiri. Namun nasib belum juga mempertemukan mereka dengan label rekaman. “Kami waktu itu berulang kali datang ke Jakarta menawarkan demo, tetapi belum ada satupun yang lolos,” ujar sang vokalis. Namun mereka tidak putus asa. Penolakan itu membuat mereka memberanikan diri untuk memproduksi sendiri alias album indie. Mereka pun memasarkan CD buatan sendiri itu secara langsung di sejumlah sekolah di Cianjur dan sekitarnya dan mempromosikannya lewat radio yang ada di Cinajur. Tak diduga album bentuk keping CD dengan hit JPS itu langsung laris manis.

“Kami sih nekad, bahkan cover CD itu kami buat sendiri. Yang penting musik kami ada yang dengar. Alhamdullilah ternyata banyak yang suka. 100 CD yang kami buat langsung habis terjual,” kenang Ato. Ternyata diluar sepengetahuan mereka karya mereka tersebar hingga ke pulau Sumatera, Kalimantan dan Bali. “Saya tiba-tiba ditelpon teman dari Lampung, Balikpapan dan Bali yang mengatakan kalau album kami sudah beredar di sana. Senang sekaligus sedih, karena yang beredar itu sebenarnya bajakan,” jelas Ato lagi.

Blessing in disguise, pamor itu juga yang membawa mereka ke tangan produser Harry Tasman yang kemudian membawa mereka berkenalan dengan label sebesar Warner Music Indonesia. Dalam waktu singkat mereka akhirnya menandatangani kontrak untuk membuat album yang sesungguhnya. Lahirlah album JPS dengan hit JPS, Luka, Asya, Cemburu Buta, Cinta Berat, Putuskan Aku, Teman, Tyas, Yang Berlalu Biarlah, dan Akulah Yang Bisa.

Mengapa lagu-lagu Angkasa Band cepat meledak ? Ato dan kawan-kawan sulit untuk memberikan jawaban pasti. Hanya saja jika disimak lagu-lagu mereka banyak berkisah tentang pengalaman cinta. Pengalaman yang mungkin dialami setiap orang saat berpasangan. Ada kisah cinta yang sakit hati pada Luka, kisah cinta yang platonis pada lagu Putuskan Aku, ada juga kisah cinta yang penuh kerelaan pada lagu Yang Berlalu Biarlah. Ato mengakui hal itu karena lirik lagu-lagu Angkasa Band ditulis berdasarkan pengalaman pribadi. Seperti lagu Luka yang bakal menjadi single kedua, menurut cowok kelahiran Cianjur 22 Maret 1984 itu adalah ungkapan perasaan sakit hati dan terluka akibat pengkhianatan orang terdekatnya. “Kalau lagi sakit hati dengarlah lagu-lagu Angkasa Band,” katanya. “Biar bisa lebih dalami, sehingga bisa tercurahkan apa yang mereka rasakan,” ucap mereka.

Dengan album JPS (Jangan Pernah Selingkuh) ini besar harapan Ato, Ovieck, Anggie, Ling Ling dan Teguh karya perdana mereka dapat diterima masyarakat secara lebih luas. “Kami mungkin bermimpi. Semoga saja masyarakat luas mau mendengarkan lagu-lagu kami dan mudah-mudahan menerimanya,” ucap mereka. Angkasa Band kini sudah tinggal landas menggapai impian mereka!

0 komentar:

Posting Komentar